TATA TERTIB MUSYAWARAH BESAR (MUBES)
(ASOSIASI PEMERINTAH GAMPONG KOTA LANGSA)
( APGALA KOTA LANGSA )
PERIODE 2013/2018
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Forum ini
bernama Musyawarah Besar Asosiasi Pemerintah Gampong Kota Langsa yang kemudian disingkat MUBES (APGALA).
Pasal 2
Musyawarah
besar ini adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi yang merupakan forum
musyawarah untuk mengevaluasi, merevisi, merumuskan program kerja dan
rekomendasi.
BAB II
BENTUK PERSIDANGAN
Pasal 3
Bentuk
persidangan Musyawarah Besar Asosiasi Pemerintah Gampong Kota Langsa adalah sidang pleno.
BAB III
PESERTA
Pasal 4
1.
Peserta Musyawarah Besar Asosiasi
Pemerintah Gampong Kota Langsa terdiri dari :
a. Peserta penuh.
2.
Yang dimaksud dengan :
a. Peserta penuh adalah seluruh geuchik yang masih aktif menjabat.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA
Pasal 5
1.
Peserta penuh
a. Peserta
penuh memiliki hak bicara, hak memilih, dan hak dipilih.
b. Peserta
penuh wajib mematuhi Tata Tertib Persidangan.
c. Peserta
penuh wajib mengikuti agenda MUBES dari awal hingga akhir.
d. Peserta
penuh yang meninggalkan ruang persidangan harus seijin Ketua Sidang.
e. Setiap
pembicaraan harus melalui Ketua Sidang.
BAB V
SANKSI
Pasal 6
Peserta
sidang yang melanggar Tata Tertib persidangan akan dikenakan sanksi, sanksi
berupa teguran I, teguran II, dan selanjutnya dikeluarkan dari persidangan atas
persetujuan forum.
BAB VI
AGENDA MUBES
1. Memilih dan menetapkan
Pimpinan Sidang Tetap.
2. Nama Organisasi Asosiasi Pemerintah Gampong Kota Langsa
3. Menetapkan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga
4. Menetapkan rekomendasi
kerja kepengurusan organisasi satu periode kedepan.
5. Memilih, mengangkat, dan
menetapkan Ketua Umum, dan Wakil Ketua.
BAB VII
QUORUM
Pasal 8
1. Setiap persidangan dianggap
syah apabila diikuti oleh 2/3 dari jumlah peserta atau jumlah
geuchik.
2. Jika ayat 1 belum terpenuhi
maka sidang ditunda 1 x 10 menit dan panitia mengusahakan agar peserta memenuhi
quorum, kemudian sidang dianggap memenuhi quorum dan dilanjutkan.
3. Keputusan dimbil berdasarkan
musyawarah dan mufakat.
4. Apabila musyawarah dan
mufakat tidak tercapai maka akan dilakukan loby selama 10 menit.
5. Apabila ayat 3 dan 4 belum
terpenuhi maka akan diadakan pemungutan suara.
6. Mekanisme pemungutan suara diserahkan kepada forum.
7. Keputusan diambil dengan
persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari peserta penuh yang mengikuti
persidangan.
BAB VIII
MEKANISME PENGESAHAN
Pasal 9
1.
Pengesahan apabila palu telah dketuk oleh pimpinan sidang.
2.
Peninjauan kembali idak berlaku apabila ayat 1 telah terpenuhi.
Pasal 10
1.
Ketukan palu 3 kali untuk memulai atau mengakhiri sidang.
2.
Ketukan palu 2 kali untuk menunda sidang dan mencabut penundaan sidang.
3.
Ketukan palu 1kali untuk pengesahan keputusan.
4.
Ketukan palu lebih dari 3 kali untuk peringatan.
BAB IX
MACAM PEMILIHAN
Pasal 11
1. Pemilihan pimpinan sidang tetap yang
terdiri dari ketua sidang, wakil ketua sidang, dan notulen sidang.
2. Pemilihan Ketua Umum, dan wakil
Ketua
BAB X
MEKANISME PEMILIHAN
Pasal 12
1.
Mekanisme pemilihan pimpinan sidang tetap;
a. Setiap peserta penuh yang
hadir dalam persidangan berhak mengajukan satu nama sebagai bakal calon
pimpinan sidang.
b. Bakal calon akan sah apabila
diusulkan minimal 5 suara.
c. Calon yang mendapatkan
suara terbanyak akan terpilih menjadi ketua sidang tetap. Calon dengan
perolehan suara terbanyak kedua akan terpilih sebagai wakil ketua sidang tetap,
dan calon dengan perolehan suara terbanyak ketiga akan terpilih sebagai notulen
sidang.
2.
Mekanisme pemilihan Ketua Umum, dan Wakil Ketua;
a. Setiap peserta penuh yang
hadir dalam persidangan berhak mengajukan satu nama sebagai bakal calon Ketua
Umum.
b. Calon yang mendapatkan suara
terbanyak akan terpilih menjadi Ketua Umum
BAB XI
PENUTUP
Pasal 13
Segala
yang belum diatur dalam persidangan tata tertib ini akan diatur kemudian dalam
persidangan. tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan
: DI LANGSA
Tanggal
: 17 JANUARI 2013
Jam
: 10.03 WIB
Pimpinan
Sidang
Ketua Sekretaris
M.
YAHYA HUSIN ELY
SUDDIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar